cukup
mundurlah
tempatmu bukan disini
bukan dihatiku
berhentilah disitu,
kamu sudah kuperingatkan
sekali lagi melangkah
kamu akan menerima akibatnya
dan itu bukan tanggung jawabku
lihatlah dirimu,
kini membeku di ujung sana
berbasuh jutaan liter air mata
jangan buat aku menghampirimu
dan berkata "kubilang apa?"
peringatan ini sudah diluncurkan
sekali dua kali tiga kali
namun nyatanya kamu tetap buta
apa dayanya aku untuk bisa menghentikanmu?
kini kamu raungkan kata benci
namun benci pada apa?
pada siapa?
padaku?
padanya, ketempat hatiku berlabuh?
pada dirimu sendiri?
panggil aku egois!
kejam, egois, terserah mulutmu mau berucap apa
kamu teriakkan hatiku terbuat dari baja
kebal dari jeritan benakmu
"apa yang kamu tahu tentang perasaanku?!"
sadarlah
aku sudah memperingatkan
sekali dua kali tiga kali
maka berhentilah
sebelum telingamu ditulikan prasangka
tersulut api permusuhan
meriam peringatan sudah terlontar
namun kamu terus melaju
sebelum kemudian...
jatuh ke lubang keputusasaan
terkapar, dibanjiri butiran airmata
Saturday, July 9, 2011
tak ada gunanya bermuram durja,
memikirkan masalah cinta yang semata-mata monyet
cinta tak berarah
cinta sesat
tak ada gunanya putus asa,
menanti dirinya
yang teridam nan sempurna
lihatlah ke sekelilingmu
alangkah bahagianya gadis gadis lajang itu!
pemuda pemuda tak berpasangan!
bergelak tawa, bergurat senyum dengan sesama jenis
berpesta di eden mereka
kutanya dirimu,
apakah mereka terlihat sedih?
bergundah gulana
menggumamkan keluhan
"kapankah giliranku?"
"kenapa ia tak menyukaiku?"
untuk sekarang
tenggelamkanlah dirimu sejenak dalam eden ini
nikmati indahnya masa lajang
tanpa harus memikirkan keberadaannya
menelan rasa khawatir
ketika ia sedang tak disisimu
inilah indahnya masa lajang!
berpesta tanpa mengenal waktu
berceloteh tanpa mengenal batas
berbagi buah bibir sepuasnya
mabuk oleh suasana
dikala kau tengah retak
ingatlah pepatah ini:
"banyak ikan-ikan di laut."
yang kau lakukan hanyalah
hati-hati dalam memancingnya
dikala kau tengah retak
ingatlah bahwa ia bukan "sang terpilih"
sebab tolakan itu hanyalah kata "ya" yang tertunda
sebab kau tahu,
bahwa kau berhak mendapat lebih pantas dari dirinya
waktumu akan tiba
apabila kau senantiasa menunggu
maka saat ia datang
sadarlah bahwa dihari itu pula
kau (dan dia "sang terpilih") akan menjadi orang-orang paling bahagia di dunia!
siapakah dia tetaplah menjadi misteri
memikirkan masalah cinta yang semata-mata monyet
cinta tak berarah
cinta sesat
tak ada gunanya putus asa,
menanti dirinya
yang teridam nan sempurna
lihatlah ke sekelilingmu
alangkah bahagianya gadis gadis lajang itu!
pemuda pemuda tak berpasangan!
bergelak tawa, bergurat senyum dengan sesama jenis
berpesta di eden mereka
kutanya dirimu,
apakah mereka terlihat sedih?
bergundah gulana
menggumamkan keluhan
"kapankah giliranku?"
"kenapa ia tak menyukaiku?"
untuk sekarang
tenggelamkanlah dirimu sejenak dalam eden ini
nikmati indahnya masa lajang
tanpa harus memikirkan keberadaannya
menelan rasa khawatir
ketika ia sedang tak disisimu
inilah indahnya masa lajang!
berpesta tanpa mengenal waktu
berceloteh tanpa mengenal batas
berbagi buah bibir sepuasnya
mabuk oleh suasana
dikala kau tengah retak
ingatlah pepatah ini:
"banyak ikan-ikan di laut."
yang kau lakukan hanyalah
hati-hati dalam memancingnya
dikala kau tengah retak
ingatlah bahwa ia bukan "sang terpilih"
sebab tolakan itu hanyalah kata "ya" yang tertunda
sebab kau tahu,
bahwa kau berhak mendapat lebih pantas dari dirinya
waktumu akan tiba
apabila kau senantiasa menunggu
maka saat ia datang
sadarlah bahwa dihari itu pula
kau (dan dia "sang terpilih") akan menjadi orang-orang paling bahagia di dunia!
siapakah dia tetaplah menjadi misteri
Friday, July 1, 2011
Percuma
Percuma.
Percuma saya meladeni kamu
Toh tidak akan berubah
Setidaknya
dalam beberapa tahun terakhir
Percuma saja.
Hanya akan muncul sepetik pertanyaan
Mendiam di pikiran
Kenapa...
Kenapa kamu tidak pergi dari BENAK?
Pergilah, bersembunyilah
Minggatlah
Lenyaplah dari lubuk
Larilah dari persemayamanmu kini
Hai, kamu yang bersandar di dinding hati
Segan untuk beranjak
Atau saya yang segan membiarkanmu pergi
Apakah saya ini digantung tali nasib
yang sewaktu-waktu bisa saja putus?
Benarkah kata pepatah teman
Saya terbuai di pendulum
Bergantung akan ketidakpastian
Mungkin datang
Mungkin tidak
Tapi alhasil
Percuma saja
Percuma saya meladeni kamu
Toh tidak akan berubah
Setidaknya
dalam beberapa tahun terakhir
Percuma saja.
Hanya akan muncul sepetik pertanyaan
Mendiam di pikiran
Kenapa...
Kenapa kamu tidak pergi dari BENAK?
Pergilah, bersembunyilah
Minggatlah
Lenyaplah dari lubuk
Larilah dari persemayamanmu kini
Hai, kamu yang bersandar di dinding hati
Segan untuk beranjak
Atau saya yang segan membiarkanmu pergi
Apakah saya ini digantung tali nasib
yang sewaktu-waktu bisa saja putus?
Benarkah kata pepatah teman
Saya terbuai di pendulum
Bergantung akan ketidakpastian
Mungkin datang
Mungkin tidak
Tapi alhasil
Percuma saja
Subscribe to:
Posts (Atom)