cukup
mundurlah
tempatmu bukan disini
bukan dihatiku
berhentilah disitu,
kamu sudah kuperingatkan
sekali lagi melangkah
kamu akan menerima akibatnya
dan itu bukan tanggung jawabku
lihatlah dirimu,
kini membeku di ujung sana
berbasuh jutaan liter air mata
jangan buat aku menghampirimu
dan berkata "kubilang apa?"
peringatan ini sudah diluncurkan
sekali dua kali tiga kali
namun nyatanya kamu tetap buta
apa dayanya aku untuk bisa menghentikanmu?
kini kamu raungkan kata benci
namun benci pada apa?
pada siapa?
padaku?
padanya, ketempat hatiku berlabuh?
pada dirimu sendiri?
panggil aku egois!
kejam, egois, terserah mulutmu mau berucap apa
kamu teriakkan hatiku terbuat dari baja
kebal dari jeritan benakmu
"apa yang kamu tahu tentang perasaanku?!"
sadarlah
aku sudah memperingatkan
sekali dua kali tiga kali
maka berhentilah
sebelum telingamu ditulikan prasangka
tersulut api permusuhan
meriam peringatan sudah terlontar
namun kamu terus melaju
sebelum kemudian...
jatuh ke lubang keputusasaan
terkapar, dibanjiri butiran airmata
No comments:
Post a Comment